PKBM SILOAM: Meninjau Visi dan Misi Demi Pendidikan yang Lebih Bermakna
PKBM SILOAM - Ada sebuah momen yang sangat berarti ketika saya mendengar bahwa PKBM SILOAM memutuskan untuk mengevaluasi visi dan misi mereka. Sejujurnya, ini bukan langkah yang biasa dilakukan secara berkala oleh banyak lembaga pendidikan non-formal. Tapi ketika itu dilakukan, dampaknya bisa sangat besar, baik untuk siswa, tenaga pendidik, maupun masyarakat di sekitarnya.
Saya masih ingat, waktu pertama kali saya berinteraksi dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), saya pikir ini hanyalah tempat pengganti sekolah formal. Tapi semakin saya terlibat, semakin saya sadar bahwa PKBM punya potensi yang luar biasa. Di tempat seperti SILOAM, siswa yang sebelumnya mungkin merasa "tertinggal" atau "dilupakan" punya kesempatan untuk belajar, berkembang, dan bahkan melampaui ekspektasi mereka sendiri.
Namun, seperti semua institusi pendidikan, visi dan misi adalah fondasi. Apa gunanya membangun program hebat kalau arahnya tidak jelas, kan? Saya pernah menghadiri pertemuan serupa di lembaga pendidikan lain, dan hal pertama yang biasanya mereka diskusikan adalah: Apakah visi kita masih relevan dengan kebutuhan siswa saat ini?
Di PKBM SILOAM, saya membayangkan evaluasi ini dilakukan dengan penuh diskusi mendalam. Mungkin ada pertanyaan seperti:
- Apakah misi kita selaras dengan tantangan zaman, terutama dengan perkembangan teknologi?
- Apakah program yang kita jalankan sudah memenuhi kebutuhan belajar masyarakat lokal?
Mungkin ini terdengar sederhana, tapi mengevaluasi dan mengubah visi-misi itu sering kali menantang. Saya pernah membantu sebuah komunitas pendidikan yang melakukan hal serupa, dan salah satu tantangan terbesarnya adalah mendapatkan konsensus. Bayangkan, semua orang punya ide masing-masing. Ada yang merasa harus lebih fokus pada teknologi, sementara yang lain lebih peduli pada aspek moral dan keterampilan hidup.
Tapi satu hal yang saya pelajari dari proses seperti ini: Semakin kita melibatkan semua pihak, semakin besar peluang untuk sukses. Jika SILOAM melibatkan siswa, guru, bahkan masyarakat sekitar dalam evaluasi ini, saya yakin hasilnya akan lebih bermakna.
Misalnya, saya membaca tentang PKBM lain yang mengintegrasikan keterampilan kewirausahaan dalam program mereka. Itu lahir dari diskusi visi-misi yang melibatkan alumni dan masyarakat setempat. Hasilnya? Banyak siswa yang tidak hanya lulus dengan pengetahuan akademik, tapi juga punya kemampuan untuk memulai usaha kecil mereka sendiri.
Jadi, langkah PKBM SILOAM ini menurut saya sangat inspiratif. Evaluasi visi-misi bukan hanya soal kata-kata di atas kertas, tapi tentang memastikan bahwa mereka benar-benar menjadi panduan dalam setiap keputusan yang dibuat.
Jika ada saran untuk mereka, saya akan bilang, "Luangkan waktu untuk mendengarkan siswa." Kadang, siswa punya perspektif yang kita, sebagai orang dewasa, sering abaikan. Dan siapa tahu? Dari situ, visi baru yang lebih segar bisa lahir.
Saya jadi penasaran, bagaimana proses evaluasinya? Apakah mereka melibatkan teknologi atau menggunakan metode konvensional? Terlepas dari itu, satu hal yang jelas: PKBM SILOAM sudah berada di jalur yang tepat untuk membuat pendidikan lebih inklusif dan bermakna.
Dan itu adalah sesuatu yang layak dirayakan. 🎉
Posting Komentar